Nokia 6220 Classic, Kelas Atas yang Bersahaja

,
Seperti namanya, desain Nokia 6220 Classic klasik, alias low-profile, tidak terkesan ponsel mahal. Berbentuk batang (candybar), unit milik Sinyal berwarna dark grey. Casing belakang berwarna dark grey dan casing depan hitam mengilat. Casing belakang, bertekstur sedikit kasar (dof) sehingga terasa nyaman dan kesat saat dipakai bermain game atau akses ke fitur.

Namun, casing depannya yang hitam licin mengilat membuat kesan elegan. Akibat permukaan licin ini, casing tak cepat kotor baik karena bekas jari, debu atau kotoran halus. Bagi penyuka gonta-ganti nomor, slot simcard-nya sulit diakses. Untuk mengeluarkan simcard terpasang, meskipun didorong dengan benda tipis kuat.

Keypad dari plastik mengilat berukuran lebar sehingga nyaman digunakan mengetik pesan dan akses menu. Tombol OK di navigasi berukuran besar membuat nyaman orang berjempol besar. Tombol-tombol penting mengelilingi sekujur tubuhnya, seperti tombol power di atas, tombol volume (+ dan -) dan kamera di kanan, serta tombol GPS di kiri. Secara keseluruhan, bodinya terasa nyaman digenggam, apalagi beratnya hanya 90 gram.

Ukuran layarnya sedang, tak terlalu besar dan tidak kecil, yaitu 2,2”. Layar QVGA beresolusi 240x320 pixel dengan 16 juta warna, terlihat terang dan tajam. Namun saat digunakan di luar ruang di siang hari cerah, layarnya memantulkan cahaya dan pemegangnya seperti cermin.

Meskipun agak mengganggu, dengan sudut tertentu isi layar tetap bisa dinikmati dengan baik. Layar bisa menampilkan 8 baris teks, jadi leluasa digunakan untuk berkirim atau membaca pesan panjang.

Batere Li-Ion berkapasitas 900 mAh terasa kurang menunjang ponsel sarat fitur ini. Apalagi jika ponsel sering digunakan untuk mencari lokasi dengan GPS, menikmati musik berlama-lama, atau merekam gambar lewat kameranya. Namun tentu saja waktu charging sampai penuh juga lebih singkat, sekitar 1 jam.

Klaim Nokia, jika digunakan dijaringan 3G, baterenya bisa bertahan hingga 2.5 jam (waktu bicara) dan 280 jam (standby). Jika dipakai di jaringan GSM, batere bisa bertahan sedikti lebih lama, yaitu 5 jam (waktu bicara), dan 300 jam (standby). Batere juga bisa bertahan sampai 2 jam untuk merekam video, 1.6 jam untuk panggilan video (video call), 5.5 jam untuk memutar video, 13 jam untuk memutar musik atau radio, 4.5 jam untuk permainan game nonstop, dan 4 jam untuk pencarian lokasi dengan GPS.

Dalam penggunaan sehari-hari, dengan pemakaian secukupnya, batere bisa bertahan sekitar 3 hari. Penggunaan sistem operasi Symbian S60 v3 Feature Pack 2, terasa membantu efisiensi pemakaian daya batere.

Untuk berhubungan ke PC, tersedia colokan microUSB v2.0 dan Bluetooth 2.0 A2DP. Saat kabel data dihubungkan ke PC, di layar ponsel langsung muncul pilihan PC Suite, Media Storage, Image Transfer, dan Media Trsnfer.

Untuk memasukkan lagu, pilihan Mass Storage paling pas karena lagu bisa langsung dimasukkan tanpa perlu driver apapun. Lagu-lagu juga bisa diisikan ke microSD lewat card reader. Namun, lagu yang diisikan lewat card reader tidak bisa dikenali aplikasi Music player, dan harus diakses dari File Manager. Akibatnya, equalizer tidak berfungsi dan musik tidak bisa dinikmati sebagar latar. Akses ke menu dan fitur-fitur tergolong cepat.

Memori internal cukup besar, yaitu 120 MB sehingga leluasa ditambahi aplikasi Java dan Symbian. Slot microSD hot-swap, membuatnya praktis mengeluar/masukkan memori tanpa mematikan ponsel. Di paket penjualan, tersedia memori microSD 1GB. Jika kurang, bisa ditambah memori microSD sampai 4GB.

Untuk sebuah ponsel, kualitas kamera Nokia 6220 Classic mengesankan. Nokia terlihat serius menangani bagian ini, dengan sensor 5 MP, lensa Carl Zeiss, lampu kilat Xenon cukup besar, plus otofokus infrared. Penutup kamera di bagian belakang sangat membantu menjaga lensanya tetap bersih.

Tersedia berbagai fungsi kamera digital: moda Scene Auto, User defined, Close-up, Portrait, Landscape, Sports, dan Night. Ada pula fasilitas Timer 2, 10 dan 20 detik, dan pengaturan lampu kilat Automatic/On/Off/Red-eye. Untuk memotret gerak cepat seperti olahraga, fitur Sequence mode sangat berguna.

Ukuran gambar bisa dipilih mulai dari 5MB, 3MB, 2MB, 0,8 MB (email) dan 300 kb (MMS). Setelah ukuran dipilih, di bagian bawah otomatis akan muncul jumlah foto maksimal yang bisa diperoleh. Berkat internal GPS, maka lokasi pemotretan bisa dtandai koordinatnya. Fungsi zoom digital sampai 16x bisa dikendalikan dengan mudah lewat tombol volume +/-.

Tampilan layar otomatis mendatar saat kamera diaktifkan. Seperti fungsi otofokus di kamera digital, tombol kamera di bagian kanan bawah harus ditekan setengah sampai obyek terekam jelas. Untuk pemotretan jarak sedang sampai jauh, otofokus bekerja dengan baik.

Bahkan di malam hari dalam ruangan gelap tanpa lampu, otofokus infrared-nya bisa bekerja dengan baik. Foto tetap bisa terekam dengan fokus yang baik, tentu saja dengan mengaktifkan lampu kilat Xenon.

Sayangnya, fungsi otofokus kurang baik untuk pemotretan jarak sangat dekat (Close-up), sekitar 5 – 10 cm. Otofokus bisa menangkap obyek dengan jelas saat dibidik, tetapi yang terekam jelas adalah gambar di belakangnya. Untuk jarak dekat, jarak 15cm akan merekam obyek dengan jelas.

Video bisa direkam pada resolusi 320x240 dengan kecepatan 30 frame per detik, hingga terlihat cukup halus. Fungsi zoom tetap bisa digunakan untuk merekam video. Asyiknya, rekaman bisa dilakukan hingga sisa memori habis (unlimited).

Musik bisa dinikmati dalam bentuk file MP3/AAC/ACC+/eAAC+/WMA. Pemutar musik bawaan memiliki equalizer dengan pilihan Bass Booster, Classical, jazz, Pop, Rock . Setiap pilihan equalizer-nya bisa diedit. Ada pula fitur Loudness untuk memperkeras suara dan Stereo widening untuk menambah efek stereo.

Perubahan pilihan equalizer dan pengaktifan Stereo Widening kurang terasa saat musik didengar lewat speaker mononya. Namun, jika lewat headset, perubahan bisa dirasakan.

Suara yang keluar lewat speaker mononya lebih dominan nada tengah dan tinggi (treble), tanpa nada bass terdengar. Bahkan, saat digunakan headset bawaan, nada bass juga kurang mantap. Namun, efek stereo sangat terasa lewat headset. Jack 2,5mm membatasi penggunaan headset yang lebih baik. Meskipun diatur sampai volume maksimal, suara tidak pecah.

Nampaknya, Nokia membatasi outputnya sesuai kekuatan speaker sehingga suara ringtone kurang keras, saat ponsel berada di saku celana. Padahal, nada getarnya (vibrate) juga agak lemah. Ringtone yang didukung adalah Polyphonic, MP3, AAC, dan video.

Tombol aktivasi GPS terdapat di kiri atas. Tepat diatasnya ada lampu biru yang berkedip saat mencari sinyal satelit, dan terus menyala saat terkoneksi. Penentuan koordinat lokasi berlangsung cepat. Begitu pula penentuan kecepatan bergerak, baik berjalan kaki atau naik kendaraan.

Namun, peta Nokia yang disertakan memang kurang detil karena tidak bekerjasama dengan spesialis pembuat peta. Tampaknya, hal ini untuk mengurangi harganya. Kekuatan sinyal satelit dan jumlahnya, bisa diamati dengan mudah lewat Satelit Status. Meskipun sudah mendukung fitur A-GPS, belum bisa dinikmati di Indonesia. A-GPS (Assisted GPS) memungkinkan pengguna mendapatkan bantuan penentuan lokasi dari operator, secara lebih baik. Pemakaian GPS ini akan menguras daya tahan batere dengan cepat, karena ponsel akan mengambil sinyal dari banyak satelit sekaligus.

Akses internet sudah mendukung 3.5G (HSDPA) sampai 3,6 Mbps. Tapi jangan berharap bisa mendapat kecepatan setinggi itu. Selain itu kecepatan maksimal teoritis, pemancar yang mendukung 3,5G belum sebanyak pemancar 3G atau GPRS.

0 Comment to “Nokia 6220 Classic, Kelas Atas yang Bersahaja”

Post a Comment

 

Site Info




Live Traffic Feed

Banner

Ep Find broken links on your website for free with LinkTiger.com Submit Your Site To The Web's top 50 search engines for free! Technology Blogs - Blog Catalog Blog Directory Blog Directory & Search engine Ajax CommentLuv Enabled fe448a347f89d0360a0d7610ddfbda63

Recent Readers

Gabung komunitas MBL dab-penyo.com [view | Join ]

Dab Penyoblog Copyright © 2011 | Template design by O Pregador | Powered by Blogger Templates